Monday, December 12, 2016

Take Off My Red Shoes - Nay Sharaya

Judul : Take Off My Red Shoes
Penulis : Nay Sharaya
Penerbit : Grasindo
Tebal & Tahun Terbit : 240hal, 15 Juni 2015
Sinopsis : Take Off My Red Shoes
Review :

Tidak mengetahui seluk beluk silsilah keluarga mereka membuat Atha dan Alia harus hidup di panti asuhan. Dilahirkan kembar tak lantas membuat mereka berdua mendapatkan perlakuan yang sama. Alia memiliki pribadi yang ceria dan mudah bergaul sedangkan Atha lebih pendiam, jarang bergaul dan memilih bermain sendiri. Karena pribadinya yang introvert, Atha sering kali tidak dihiraukan oleh teman - temannya. Hal itu berlanjut ketika Atha dan Alia diadopsi oleh sepasang suami istri dengan seorang anak laki - laki bernama Ares. 

Atha dan Alia sangat dekat satu sama lain. Namun ketika mereka beranjak dewasa, ada saja hal - hal yang membuat hubungan mereka renggang. Misalnya ibu yang lebih menyayangi Alia dan tidak menutup - nutupi hal tersebut, dan Ares yang lebih sering menghabiskan waktunya dengan Alia dibanding dengan Atha. Hal itu semua membuat Atha sedih dan diam - diam ia menyimpan kesedihannya dihati. 

Untuk sekali saja dalam hidupnya Atha ingin bebas dari bayang - bayang Alia. Alia yang supel, Alia yang pintar, dsb. Bukan berarti Atha tidak pintar, hanya saja segala sesuatu yang ia perbuat sepertinya tidak mendapat pengakuan dari ibunya. Untungnya Atha punya tetangga yang suka usil namun diam - diam menaruh perhatian padanya. Entah mengapa, tidak seperti kebanyakan orang, Kegan lebih tertarik pada Atha dibanding Alia.

Alia suka sekali dengan sepatu merah, baginya warna merah adalah warna keberuntungannya. Seolah ingin diakui, Alia mengikuti seleksi cheerleader di sekolahnya. Dalam proses seleksi yang ketat, ada saja hal - hal aneh yang terjadi disekitar Atha. Tanpa sadar mungkin Atha sudah menyakiti orang - orang disekitarnya.

 Setelah selesai membaca buku ini, saya baru tahu bahwa novel ini terinspirasi dari dongeng yang berjudul The Red Shoes karangan Hans Christian Andersen. Saya sendiri belum pernah membaca dongeng tersebut. Mungkin akan saya baca, namun tidak dalam waktu dekat. Mengingat banyak sekali bacaan yang belum dibaca dan belum lagi mood baca yang suka hilang timbul. Secara keseluruhan, saya suka dengan ide novel ini. Kita diajak untuk menerka apa sebenarnya maksud dari penulis. Awalnya kita digiring untuk bersimpati dengan Atha yang selalu mendapat perlakuan yang berbeda, namun semakin kebelakang kita menjadi ragu, apa mungkin Atha yang tidak baik?
Tidak ada asap tanpa api, tidak ada akibat tanpa sebab. Perlakuan yang diterima Atha selama ini mungkin saja dipicu oleh perbuatannya sendiri.

Rating : 3/5


No comments:

Post a Comment